Wacana merupakan
kata, frasa, atau kalimat dengan syarat ada topik dan pelengkap topik meliputi
konteks situasi, koheren kohesi, konteks dan bersifat interaksional dari
penulis dengan khayalak ramai. Sedangkan analisis wacana merupakan disiplin
ilmu yang berusaha menganalisis kebahasaan dalam pemakaian bahasa dalam bahasa
tulis maupun bahasa lisan. Objek kajian atau penelitian analisis wacana adalah
unit bahasa di atas kalimat atau ujaran yang memiliki kesatuan dan konteks.
Lalu bagaimana kemudian kedudukan analisis wacana dalam berbagai disiplin ilmu,
peran/fungsi berbagai disiplin ilmu terhadap kajian wacana, dan ancangan dalam
kajian wacana. Berikut ringkasan materi mengenai hal tersebut;
1.
Kedudukan
Analisis Wacana Dalam Berbagai Disiplin Ilmu
Analisis wacana terus berkembang sehingga mampu
digunakan untuk menganalisis dalam bidang-bidang ilmu lain, seperti bidang
hukum, sejarah, komunikasi massa, politik, sosial, budaya dan bahkan psikologi dan lain-lain. Kontribusi yang telah
diberikan oleh disiplin ilmu lain telah memperkaya kajian analisis wacana.
a. Analisis
wacana dan Fonologi
Abdul
Chaer (2007:102) menjelaskan bahwa fonologi adalah bidang linguistik yang
mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa. Dalam mengkaji wacana, teori
tentang bunyi-bunyi bahasa sangat diperlukan sebab Fonologi merupakan dasar
dari ilmu bahasa lainnya.
b.
Analisis wacana dan Linguistik
Hubungan antara
linguistik dan analisis wacana terletak pada objek kajiannya. Objek kajian dalam
wacana adalah bahasa itu sendiri.
c. Analisis
wacana dan Morfologi
Wijana (2007:1) menjelaskan bahwa
morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk morfem dan
penggabungannya untuk membentuk satuan lingual yang disebut kata polimorfemik. Dalam mengkaji wacana,
teori tentang pembentukan kata sangat dibutuhkan sebab Wacana yang berbentuk
naskah itu terbentuk dari susunan kata demi kata yang memiliki makna.
d. Analisis
Wacana dengan Sintaksis
sintaksis
adalah cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat,
klausa, dan frasa. Sintaksis yang mempelajari seluk beluk pembentukan kalimat
sangat berhubungan dengan Wacana karena Dalam mengkaji wacana, teori tentang
pembentukan kalimat sangat dibutuhkan. Sebuah Wacana dapat dikatakan baik
apabila hubungan antara kalimat-kalimatnya kohesi dan koheren.
e.
Analisis Wacana dengan Sosiolinguistik
Hubungan
antara sosiolinguistik dengan wacana adalah baik wacana maupun sosiolinguistik
sama-sama menitiberatkan bahasa dalam sebuah konteks di dalam masyarakat.
f. Analisis
Wacana dengan Semantik
Semantik adalah telaah
mengenai makna. Hubungannya dengan Wacana adalah baik Semantik maupun Wacana
sama-sama mengkaji makna bahasa sebagai objek kajiannya
g.
Analisis Wacana dengan Ilmu
Budaya
Wacana berkembang dalam
konteks budaya. Setiap kelompok masyarakat memiliki budaya masing-masing,
sehingga kajian wacana harus disesuaikan dengan kebudayaan dari pembuat wacana.
h.
Analisis Wacana dengan Politik
Wacana
dipercayai sebagai piranti-piranti yang digunakan lembaga-lembaga untuk
mempraktekkan kuasa-kuasa mereka melalui proses-proses pendefinisian,
pengisolasian, pembenaran.
i.
Analisis Wacana dengan Pragmatik
Pernyataan adalah
tindakan penciptaan makna.
Analisis
wacana dalam perspektif ini berusaha membongkar dan mengungkap maksud-maksud
tersembunyi yang ada di balik ujaran-ujaran yang diproduksi.
j.
Analisi Wacana dengan
Filologi
Filologi
adalah bahasa, kebudayaan, dan sejarah bangsa yang terekam dalam bahan tertulis
seperti peninggalan naskah kuno linguistik, sejarah dan kebudayaan. Filologi
dan wacana sama-sama mengkaji bahasa dalam bentuk teks atau naskah.
k.
Analisi Wacana dengan Hukum
Wacana mampu membangun ideologi dan persuasi, yang
kemudian dapat berkembang menjadi tata aturan yang disepakati dan dijalankan
bersama-sama.
l.
Analisi Wacana dengan Sejarah
Bahasa berkembang sejalan dengan peradaban dan waktu.
Oleh sebab itu analisis wacana harus mempertimbangkan faktor historis agar
konteks yang diperoleh jelas dan sesuai.
m. Analisis
Wacana dengan Semiotika
Semiotika
adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna bahasa yang
ditimbulkan dari tanda-tanda bahasa. Hubungannya dengan wacana adalah, baik
wacana maupun semiotika sama-sama mengkaji tentang makna bahasa.
n.
Analisis Wacana dengan Psikolinguistik
Hubungannya dengan
wacana adalah dalam penyusunan wacana, topik atau tema yang diangkat ataupun
ujaran-ujaran yang dihasilkan berdasarkan kondisi psikis manusia.
o.
Analisis Wacana dengan Literatur
(Kesastraan)
Sastra sebagai salah
satu bentuk kreasi seni, menggunakan bahasa sebagai pemaparannya. Wacana dalam
sastra tak hanya dikaji sebagai sebuah unsur bentuk bahasa, melainkan bahasa
yang memiliki nilai estetika.
2.
Peran / Fungsi
Berbagai Disiplin Ilmu Terhadap Kajian Wacana
Wacana
memiliki kedudukan yang tertinggi dalam hierarki kebahasaan, hal ini di perkuat
dengan pendapat tarigan (1987:
27) yang mengemukakan bahwa
wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan
kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang
jelas, berkesinambungan, dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.
Wacana
utuh biasanya berupa novel, buku, paragraph, dll. Kehadiran
analisis wacana sebagai disiplin ilmu tidak terlepas dari kontribusi disiplin
ilmu lainnya. Schmitt (2002:
59-60), misalnya, mengemukakan bahwa kajian-kajian dalam analisis wacana
mendapat konstribusi besar dari bidang ilmu lain seperti sosiologi yang telah
melahirkan kajian analisis percakapan, dan filsafat yang telah memberikan
kontribusi pada kemunculan teori tindak ujar dan pragmatik.
3.
Ancangan Dalam
Kajian Wacana
Ada enam ancangan dalam kajian wacana, yakni ;
a.
Kajian Pragmatik
Kajian pragmatik adalah sebuah ancangan yang menguraikan tiga konsep
(makna, konteks, komunikasi) yang sangat luas dan rumit. Sehingga, ancangan dalam
kajian wacana mencakup dalam hal makna, konteks dan komunikasi.
b.
Kajian Teori Etnografi Komunikasi
Ancangan kajian
etnografi terhadap wacana diperlukan untuk menemukan dan menganalisis
struktur-struktur dan fungsi-fungsi dari komunikasi yang mengatur penggunaan
bahasa dalam situasi tutur, peristiwa tutur, dan tindak tutur.
c.
Kajian Analisis Variasi
Ancangan wacana variasi berfokus pada pembatasan-pembatasan sosial dan
linguistik pada varian ekuivalen secara semantik, ancangan tersebut juga
diperluas ke arah teks.
d.
Kajian Tindak Tutur
Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis
topik-topik pragmatik lain seperti praanggapan, perikutan, implikatur
percakapan, prinsip kerja sama, dan prinsip kesantunan. Tindak tutur dirumuskan menjadi tiga peristiwa; Tindak tutur lokusi, Tindak tutur ilokusi dan Tindak tutur
perlokusi.
e.
Kajian Sosiolinguistik Interaksional
Objek kajian wacana dalam pendekatan ini adalah
aspek sosiolinguistik dalam sebuah wacana. Sosiolingustik interaksional
digambarkan pada percakapan yang terjadi secara alami di antara teman.
Akhirnya, sosiolinguistik interaksional memberikan perlakuan yang besar
ciri-ciri transkripsi penutur yang mungkin menyimpan isyarat kontekstual.
f.
Kajian Analisis Percakapan.
Analisis
percakapan merupakan sebuah ancangan wacana yang menekankan konteks, relevansi
konteks, berdasarkan teks.
Daftar Pustaka
Chaer,
Abdul. 2007. Linguistk Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Tarigan, H. G. 1987. Pengajaran
Wacana. Bandung: Angkasa.
Wijana,
I Dewa Putu. 2010. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis.
Yogyakarta: Yuma Pustaka
Post a Comment
Post a Comment