Dalam membahas mengenai wacana, setidaknya ada 7
syarat yang harus dipenuhi sebuah teks, baik berbentuk lisan maupun tulisan. 7
syarat tersebut yakni ; kohesi,
koherensi, bertujuan, dapat diterima, memuat informasi, ada konteks situasi
yang menyertai, dan berkaitan dengan teks lain. dalam hal ini, kohesi dan koherensi merupakan syarat
agar suatu teks disebut sebuah wacana.
Dalam persentasi minggu lalu, penyaji
memberikan sebuah contoh teks yang berjudul Kesehatan Reproduksi. Teks tersebut berasal dari Dinas Kesehatan Kota Madiun. (2014) yang berjudul Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
Pengantin. Teks sebagai berikut;
Kesehatan Reproduksi
Suami dan istri haruslah memiliki kesehatan
lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat
adalah bahwa kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang
menunjukkan kondisi kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang dihubungkan
dengan fungsi dan proses reproduksinya termasuk di dalamnya tidak memiliki
penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut.
Dalam kesehatan reproduksi pembagian peran
sosial perempuan dan laki-laki mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan
perempuan dan laki-laki. Peran sosial laki-laki dan perempuan itu semakin
dirasakan dalam kesehatan reproduksi.
Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi
sepanjang siklus hidup manusia, misalnya masalah pergaulan bebas pada remaja,
kehamilan remaja, aborsi yang tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan
reproduksi. Status/posisi perempuan di masyarakat merupakan penyebab utama
masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan karena menyebabkan
perempuan kehilangan kendali terhadap kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya.
Dari teks tersebut didapat kesimpulan bahwa ditemukan
adanya kohesi dan koherensi dalam teks tersebut. Pertama, yaitu kohesi dalam teks
didasarkan pada aspek gramatikal diwujudkan melalui referensi dan konjungsi,
sedangkan pada kohesi leksikal diwujudkan dalam sinonim dan repetisi. Kedua,
penanda koherensi termuat dalam teks tersebut meliputi hubungan akibat,
hubungan aditif, dan hubungan eksplikatif.
Selama persentasi, penyaji mendapat banyak sekali
kritikan dan saran dari teman-teman. Apakah teks diatas sudah termasuk koheren?
Jawabanya yakni teks secara keseluruhan termasuk koheren, namun jika dilihat
dari hubungan antar kalimat, teks tersebut tidak koheren karna tidak
konsistenya menggunakan istilah. Maksudnya yakni terdapat perubahan istilah
dalam teks, yakni dari suami istri, kemudian berubah menjadi calon pengantin
dan berubah menjadi laki-laki dan perempuan.
Apakah teks jika koheren bisa tidak kohesi ataupun
sebaliknya? Jelas bisa, kana kedua hal tersebut berbeda. Kohesi berhubungan erat
dengan keserasian
hubungan antar unsur dalam wacana sehingga tercipta pengertian yang koheren, sedangkan koherensi terletak pada ide,
gagasan, makna dalam teks/pertalian anta ride, gagasan, makna dalam teks.
Lalu bagaimana
pentingnya kohesi dan koherensi dalam suatu teks? Pertama, kohesi dan koherensi
merupakan syarat wajib sehingga suatu teks dapat dikatakan sebagai sebuah
wacana. Kedua, keterkaitan kohesi dan koherensi dalam teks tersebut tentunya berpengaruh
terhadap pemahaman informasi yang disampaikan. Dalam hal ini, seorang penulis
hendaknya memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam kohesi maupun koherensi.
Terima kasih atas informasi yang diberikan melalui postingan ini. berdasarkan artikel yang saya baca, saya juga menemukan bahwa kohesi dan koherensi dapat diterapkan juga dalam iklan program NET.TV. Untuk informasi selengkapnya pembaca dapat membaca disini
ReplyDelete