Seperti telah dibahas sebelumnya (Baca artikel sekilas tentang AWK) bahwa para ahli berbeda
pendapat dan pandangan mengenai AWK. Lima diantara dari para ahli tersebut
yakni Van Dijk, Sara Mills, Ruth Wodak, Theo Van Leeuween dan Norman
Fairclough. Berikut akan diuraikan teori dan pandangan AWK dari para ahli:
a.
Van Dijk.
Teori Van Dijk lebih dikenal dengan Socio Cognitivie
Approach, disingkat menjadi SCA. Dalam model ini, lebih menekankan kepada
indiviu yang membuat wacana tersebut. Alasanya adalah Van Dijk memandang bahwa
teks hanya hasil dari praktek produksi bahasa dari seorang individu, sehingga
melihat bagaimana proses produksi suatu teks merupakan suatu keharusan.
b.
Sara Mills.
Sara Mills memperkenalkan pandanganya mengenai AWK dan
melihat dari sisi gender. Teorinya dikenal dengan istilah Feminist Stylistic
Approach atau disingkat FSA. Sara Mills mengajak para peneliti agar melihat
kedudukan gender atau posisi wanita dalam suatu teks atau dikenal sebagai
analisis wacana perspektif feminis.
c.
Ruth Wodak
Dalam AWK, Ruth Wodak lebih menekankan kepada sisi
sejarah. Menurutnya, suatu teks atau wacana tidak lepas dari konteks sejarah
bagaimana suatu komunitas itu digambarkan. Teorinya dikenal dengan sebutan
Discourse Hostorical Approach atau DHA. Wodak telah banyak meneliti wacana
dengan teorinya dengan fokus utamanya yakni meneliti seksisme, antisemit, dan
rasialisme dalam media dan masyarakat.
d.
Theo Van
Leeuween
Berbeda dengan teori sebelumnya, Van Leeuween
memperkenal model AWK dengan pandangan Social Actor Approach atau SAA. Modelnya
lebih menelaah mengenai pihak – pihak atau social actor itu dimunculkan atau
disembunyikan didalam teks. Menurutnya dalam suatu teks ada kelompok yang dimunculkan
atau disembunyikan, ataupun bagaimana suatu kelompok masyarakat itu memegang
kendali dalam teks. Misalnya kelompok buruh, nelayan, imigran gelap, wanita,
merupakan contoh dari kelompok yang digambarkan secara marjinal didalam teks.
e.
Norman Fairclough
Fairclough memperkenalkan AWK dengan pandanganya yakni melihat pemakaian
tutur dan tulisan sebagai suatu praktek sosial. Teorinya dikenal dengan
Dialectical Relational Approach atau DRA. Fairclough memandang bahwa analisis
wacana berkaitan dengan struktur sosial dan proses produksi teks tersebut.
Kemudian, dalam model ini, peneliti dituntut untuk menemukan realitas dibalik
teks dengan cara penelusuran atas konteks produksi teks, konsumsi teks dan
aspek sosial budaya yang mempengaruhi pembuatan teks.
Post a Comment
Post a Comment