Dalam
penerjemahan subtitle, ada beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi oleh
penerjemah. Hastuti (2011) mengungkapkan kesulitan penerjemahan subtitle yakni
dari segi bahasa dan budaya, makna pragmatic, dan segi media.
Dari
segi bahasa dan budaya, kesulitan yang
mungkin dihadapi adalah dalam hal acuan kultural, idiom, permainan kata, sindiran
humor dan makna
pragmatik. Kesulitan dalam
acuan budaya yang
mungkin timbul adalah kadang penerjemah tidak
tahu kebiasaan budaya dari
bahasa sumber. Begitu pula dengan kesulitan idiom dan permainan kata. Sering kali idiom sulit untuk diterjemahkan dan kadang
penerjemah sulit mencari padanan dalam permainan kata-kata tertentu.
Selanjutnya sindiran humor dan
makna pragmatik juga
menjadi kesulitan tersendiri
bagi penerjemah. Terkadang sindiran humor yang halus sering
luput dari mata awas penerjemah.
Atau, kadang sulit sekali mencari
terjemahannya karena sindiran
humor tersebut terkait
dengan budaya bahasa sumber.
Sementara
dalam hal makna pragmatik, penerjemah sering menjumpai kesulitan mencari terjemahan yang dapat menggambarkan hubungan antara dua tokoh, terutama
tokoh-tokoh yang memakai dialek tertentu. Dari
segi media, ada dua
hal yang menyulitkan dalam
subtitling yakni pembatasan waktu dan
tempat (layout). Ada
beberapa ketentuan dalam
tentang tata letak
penempatan subtitling, yakni: posisi layar harus di bagian bawah, jumlah baris maksimal dua baris, jumlah
karakter perbaris kurang
dari 35 karakter,
jenis font dan
distribusi tanpa sherif
(biasanya Helvetica atau
Arial) dengan distribusi
prorsional, warna dan latar
belakang font harus
putih pucat/transparan, dan menurut standar Eropa posisi teks ada
ditengah dan untuk dialog rata kiri, dimulai dengan dash.
Baca juga:
Selanjutnya penerjemah subtitling juga dihadapkan dengan kesulitan ketentuan waktu pemunculan subtitling.
Ada beberapa ketentuan
waktu kemunculan subtitling,
yakni: durasi untuk dua garis
penuh adalah 3 – 6 detik, durasi satu
baris tunggal (7 – 8 kata) adalah kurang dari 3,5 detik, durasi subtitling satu
kata tunggal adalah 1,5 detik, waktu
muncul setelah ujaran tokoh adalah 0,25 detik,
waktu menghilang setelah ujaran tokoh adalah 2 detik, waktu antara dua subtitling
berturutan adalah 0,25
detik, dan subtitling
harus menghilang sebelum
‘cut’ karena ‘cut’ menunjukkan perubahan tematik.
Referensi
Hastuti, Endang Dwi, Nunun Tri Widarwati, Giyatmi, dan Ratih Wijayava, 2011, Analisis Terjemahan Film Inggris - Indonesia: Studi Kasus Terjemahan Film “Romeo And Juliet” (Kajian Tentang Strategi Penerjemahan), Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM Univet Bantara Sukoharjo, 57-66
Post a Comment
Post a Comment