Haryanto dalam Hastuti (2011) memaparkan 11 strategi yang dapat digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan subtitle film. Strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penambahan (expansion), yakni penambahan mengandung maksud penambahan keterangan di terjemahannya, misalnya kalimat “That’s in the dead-duck day” diterjemahkan menjadi “Itu terjadi di bebek mati (hari itu seekor bebek mati kena lemparan rotiku)”.
b. Parafrase (paraphrase), yakni pada strategi ini, penerjemah menerangkan bagian dari kalimat sesuai dengan pengertiannya sendiri. Misalnya, Turn back no longer di terjemahkan menjadi “Jangan lagi melihat masa lalu”.
c. Transfer (transfer), yakni penerjemahan harfiah, apa adanya, tidak ada keterangan tambahan, tidak ada pengubahan sudut pandang, dan tidak ada penafsiran yang berani. Misalnya, “Turn back no longer” diterjemahkan menjadi “Jangan lagi melihat-melihat ke belakang”.
d. Imitasi (imitation) , yakni suatu strategi di mana penerjemah menulis ulang kata dalam naskah asli apa adanya, biasanya untuk nama orang atau nama tempat.
Baca juga:
e. Transkripsi (transcription), yakni menulis ulang penggunaan tertentu untuk memenuhi fungsi tekstual akan bagaimana bahasa tersebut digunakan. Sebagai contoh, cara pengucapan sebuah kalimat di dalam naskah asli dapat dicerminkan di dalam subtitling.
f. Pemampatan (condensation), yakni naskah asli diringkas untuk menghilangkan ucapan-ucapan yang menurut subtitler tidak begitu penting. Namun demikian, pemampatan terjemahan bisa membuat hilang efek pragmatik padahal maksud asli naskah atau tokoh harus tersampaikan.
g. Desimasi (desimation), yakni pemampatan yang ekstrem. Biasanya dilakukan untuk menerjemahkan tokoh yang sedang bertengkar hebat dengan kata-kata yang cepat.
h. Penghapusan (deletion), yakni sebagian naskah asli dihapus dari terjemahannya karena dipercaya bahwa bagian itu hanya tambahan yang tidak perlu. Perbedaan pemampatan dan penghapusan adalah dalam pemampatan, tidak ada bagian yang dihilangkan, hanya dimampatkan sedangkan dalam penghapusan ada bagian yang di potong.
i. Penjinakan (taming), yakni digunakan untuk menerjemahkan kata-kata yang kasar sehingga menjadi kata-kata yang bisa diterima oleh pemirsa.
j. Angkat tangan (resignation). Resignation dilakukan ketika tidak ditemukan solusi penerjemahannya dan makna pun ikut hilang atau dengan kata lain ‘tidak diterjemahkan’.
Referensi
Hastuti, Endang Dwi, Nunun Tri Widarwati, Giyatmi, dan Ratih Wijayava, 2011, Analisis Terjemahan Film Inggris - Indonesia: Studi Kasus Terjemahan Film “Romeo And Juliet” (Kajian Tentang Strategi Penerjemahan), Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM Univet Bantara Sukoharjo, 57-66.
Post a Comment
Post a Comment