Bentuk Makian dalam Bahasa Indonesia
Makian di KBBI adalah kata keji yang diucapkan karena
marah dan sebagainya. Makian berasal dari kata dasar maki. Makian dalam Bahasa
Indonesia dapat digolongkan berdasarkan referensi, bentuk, bahasa, substansi sasaran
dan kelas kata (Wijana 2004).
Berdasarkan referensi :
~ Keadaaan ;
a.Keadaan mental,
seperti Gila, sinting, bodoh, tolol, dst
b.Keadaan tidak
direstui tuhan atau agama , seperti jahanam, kafir, terkutuk, dst
c.Berhubungan dg
peristiwa tdk menyenangkan, seperti celaka, modar, mampus, dst.
Dalam hal ini,
biasanya digunakan untuk mengekspresikan keterkejutan, keheranan, kekaguman, dsb.
~ Binatang
Digunakan untuk mengekspresikan makian secara langsung
mengacu pada sifat – sifat individu yang dijadikan sasaran. Seperti anjing
digunakan untuk hal yang menjijikan, babi untuk menjijikan dan haram,dst.
~ Makhluk Halus
Seperti Setan, Iblis, Setan Alas,
~ Benda
Misal, Tai, Tai kucing, Sompret, Gombal, dst
~ Bagian Tubuh
Seperti Puki mak, cuki mai. Makian ini erat kaitanya
dg personal dan aktivitas seksual. Contoh lain, “matamu”. Dipakai untuk
mengumpat orang yang tidak memakai indera penglihatan secara benar sehingga
melakukan kesalahan. Atau, hidung belang dan mata duitan, yang merujuk pada pria yang suka bergonta ganti pasangan dan perbuatan yang mementingkan pada materi.
~ Kekerabatan
Contoh : Bapakmu, Kakekmu, nenekmu, nenek moyangmu,
dst
~ Aktivitas
Contoh ; diamput
~ Profesi
Profesi disini terutama profesi ayng direndahkan dan
diharamkan oleh agama, dan digunakan untuk mengekspresikan rasa jengkel. Seperti,
maling, sundal, bajingan, pelacur, copet, lonte, dst.
~ Seruan
Contoh : cih, cuih.
Berdasarkan bentuk bahasa:
1.
Kata
Makian ini dapat dibedakan menjadi 2 yakni makian
bentuk dasar dan makian bentuk kata kejadian. makian bentuk dasar adalah makian
yang berwujud kata – kata monomorfemik, seperti babi, bangsat, setan, dsb.
Sedangkan makian bentuk kejadian berupa kata – kata polimorfemik, yang dapat
dibagi menjadi makian berafiks dan makian bentuk majemuk. Nah, makian ini
seperti “cecunguk” untuk makian berafiks yang dapat dibentuk dari proses
reduplikasi. Sedangkan dibentuk dari proses pemajemukan seperti kurang ajar,
buaya darat, cuki mai, dst.
2.
Frasa
Ada dua cara membentuk frase makian dalam bahasa
Indonesia. Pertama, kata “dasar” ditambah “makian”, seperti “dasar sial”, “dasar
kampungan,” “dasar bajingan”, dst. Kedua, kata “makian” ditambah “mu”. Contoh :
Matamu, Kakekmu, dst.
Nah disini bermacam – macam referensi dalam digunakan,
seperti Binatang (Dasar Buaya), Profesi (Dasar Pelacur), benda (Dasar gombal),
keadaan (dasar gila), dan makhluk halus (dasar setan).
Namun, ada juga makian yang berasal dari kata benda
(nomina), kata kerja (verba) ataupun kata sifat.
~ Nomina = Iblis, Sundal, dst.
~ Verba = diancuk, diamput, mati, dst
~ interjeksi = buset
~ adjektifa = goblok, dungu, gila, edan, dst
3.
Klausa
Makian ini umumnya dibentuk dengan menambahkan
pronomina di belakang makian dari berbagai referensi, dengan maksud memberikan
penekanan kepada bentuk – bentuk makian tersebut. Contoh ; setan alas kamu,
gila benar dia, dst.
Sumber :
I Dewa Putu Wijana, (2004), MAKIAN DALAM BAHASA INDONESIA: Studi tentang Bentuk dan Referensinya, Humaniora 2004, XVI(3); 242 - 251.
Post a Comment
Post a Comment